rss

Monday, November 12, 2012

Indahnya budaya Indonesia

Berawal dari meeting yg rada ngalor ngidul jadi membahas persiapan yudha untuk “melantai” dalam waktu dekat jadilah membahas satu peninggalan budaya asli indonesia dibidang seni bela diri.
Satu nama “Karambit” yang membuat makin banyak pertanyaan yang harus terjawab seperti :
Benarkah asli indonesia?

Siapa pendahulunya?

Guru2nya?

Jenis dan macamnya?

Beberapa nama seperti Steve Tarani ikutan masuk dalam pencarian juga pendekar dari Filipina, sedangkan pendekar Suwanda yang asli sunda sekarang malah buka kelas di hawaii :)

SUNDA SILAT.COM BAMBANG SUWANDA


Nanti keturunan atau generasi selanjutnya jika pingin belajar silat jangan2 harus ke eskimo karena gurunya sudah tidak lagi di indonesia.


Versi lain cerita tentang Kurambik :

Kerambit merupakan jenis senjata asli Minangkabau Sumatera Barat, termasuk senjata khas andalan yang sangat berbahaya. Dalam aksen Minangkabau disebut “kurambik”. Pada masa dahulu, permainan senjata kerambit di Minangkabau hanya diwarisi oleh para Datuk atau kalangan Raja, tidak sembarang orang menguasai permainan yang dianggap rahasia dan hanya untuk kalangan tertentu saja.

Dalam klasifikasi senjata genggam paling berbahaya, kerambit sebagai senjata mematikan menempati urutan kedua setelah pistol. Sabetan senjata kerambit bila mengenai tubuh lawan, dari luar memang tampak seperti luka sayatan kecil, namun pada bagian dalam tubuh bisa menimbulkan akibat yang sangat fatal karena urat-urat putus. Dan apabila mengenai perut, maka usus terpotong atau tercabik-cabik didalam.

Disamping menjadi senjata khas Minangkabau, permainan senjata kerambit juga berkembang di Madiun Jawa Timur yang dalam aksen Jawa disebut dengan nama “kerambik”. Permainan senjata ini diajarkan oleh Ki Ngabei Surodiwiryo dalam permainan pencak silat Setia Hati (SH), yang didapatnya dari Gurunya yang bernama Datuk Rajo Batuah di Kampung Ampang Padang. Dan Datuk Rajo Batuah tersebut merupakan murid dari para Panglima Minangkabau yang disebut Harimau Nan Salapan. Di Madiun, permainan senjata kerambit ini menjadi senjata khas pencak silat Setia Hati.

Ketika saya melakukan penelitian pencak silat Minangkabau pada tahun 2003 – 2005, jenis permainan senjata kerambit ini sudah hampir mengalami kepunahan. Di Padang, permainan ini bisa dijumpai di beberapa murid Ayah Darwis Rajo Putih pada Perguruan Pencak Silat Pauh dan juga pada seorang guru silat ternama di Nagari Nanggalo Padang bernama Musra Dahrizal Katik Jo Mangkuto (Mak Katik) yang berasal dari Padang Panjang.

Dari pengalaman penelitian menggali sumber pencak silat Setia Hati selama 2 tahun dengan menjelajah hampir semua daerah di Sumatera Barat menemui guru-guru silat ternama di berbagai nagari dari darek (pegunungan) hingga pesisir (rantau), jenis senjata kerambit ini nyaris tak dikenal lagi baik bentuk senjatanya maupun cara memainkannya bahkan filosofinya. Kebanyakan para pendekar di Sumatera Barat menduga senjata kerambit itu adalah pisau surawik.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan senjata kerambit tersebut untuk masa sekarang sudah termasuk langka.

Gambaran Umum Senjata Kerambit

Jenis                : Terdapat 2 jenis yakni: model jantan dan betina. Sejata kerambit model jantan

bentuknya besar, sedangkan yang model betina bentuknya kecil dengan ujung

gagang berlubang tempat jari telunjuk mencengkram dan cenderung permanen.

Ciri                   : Bagian luar dan dalam tajam, melengkung setengah lingkaran seperti kuku

harimau dengan ujung runcing tajam.

Design             : Bulan sabit

Keistimewaan : Karena bagian luar dan dalam tajam, senjata ini sulit dilumpuhkan, kecuali harus

menebas sampai putus kedua belah tangan. Khusus kerambit betina

keberadaannya cukup tersembunyi dibalik tangan dan nyaris tak terlihat oleh lawan.

Penggunaan    : Digenggam dan cukup tersembunyi dibalik tangan. Namun sebagai senjata

rahasia juga dapat digunakan pada telapak kaki atau diikatkan pada ujung rambut

yang panjang yang seolah-olah berfungsi sebagai tusuk konde.


Moga2 pama Yudha diberikan umur panjang biar bisa ajarin anak2 ane nguasain permainan yang satu ini. Selalu bukan buat jago2an tapi melestarikan budaya bangsa sendiri agar tidak punah

No comments: